Oleh: Nasuha Abu Bakar MA
Judul tulisan ini merupakan bagian nasehat dari Pak Ustad Dzul Birri kepada jamaah majlis taklim malam Jumat Kliwonannya yang kadang-kadang kuminter. Istilah bahasa Sunda yang maknanya sok pintar atau bahasa gaulnya sok tahu.
Pengajian di majlis taklim malam Jumat Kliwonannya Pak Ustad Dzul Birri merupakan sarana pembelajaran pelatihan sikap tawadhu’ dan merendahkan diri dan dapat menempatkan diri di tengah masyarakat tanpa harus memperlihatkan segala macam kemampuan. Di majlis ini juga diciptakan kondisi dan suasana persahabatan sejati. Setiap pribadi dan jiwa berupaya untuk dapat merasakan kesulitan sahabatnya sehingga akan muncul terbentuk pribadi pribadi yang saling memuliakan orang lain.
Para pemerhati dan pecinta politik senang memposting ungkapan dan gambar gambar sesuai dengan selera nya. Demikian juga dengan kubu lainnya, ketika muncul melalui dunia maya postingan atau ungkapan statement yang berbeda dengan selera politiknya, maka seketika akan dimunculkan lagi postingan yang lebih menanam dan menukik terhadap kubu yang berbeda.
Yang membuat Pak Ustad Dzul Birri sangat serius mengingatkan para jamaahnya karena mereka bukan aktor politik yang sesungguhnya, juga bukan tim sukses bagi satu calon anggota dewan, bukan juga untuk kemenangan pasangan wali kota atau bupati, atau gubernur bahkan presiden sekalipun. Ibaratnya mereka itu sedang memperebutkan “pepesan kosong”. Kalaupun suatu saat calon yang sesuai dengan prinsipnya tetap saja tidak memperoleh apa-apa.
Ada kondisi dan suasana yang sangat membahayakan dan mengancam eratnya hubungan dan jalinan persahabatan sejati yang sudah dibangun. Ini kan celaka total kandas sampai ke dasar-dasarnya. Setiap hari di grup WA-nya memposting warna bendera kelompoknya atau kandidat sesuai seleranya dan mendiskreditkan calon lainnya yang berbeda dengan pilihan politik dan kandidat calon kepala daerah lainnya. Naluri politiknya menutup celah dan pintu keilmuan yang sesungguhnya akan menempatkannya pada derajat kemuliaan dan keselamatan yang sejati.
Tipu muslihat pepesan kosong menjadi lebih asyik dan menyenangkan nafsu dan birahi politiknya ketimbang ilmu kesejatian.
Wallaahu’alamu bish shawaab wa ilahil musta’aan
Pamulang, Selasa 01 September 2020, pukul 15.25 WIB.