Oleh Nasuha Abu Bakar MA
Sebagai seorang muslim tanggal 12 Rabiul Awal merupakan tanggal yang tidak boleh terlupakan apalagi sampai dilupakan. Sebagai umat muslim tanggal 12 Rabiul Awwal merupakan tanggal dan bulan yang sudah seharusnya selalu dan akan selalu diingat oleh kita umat muslim di tanah Nusantara.
Tanggal 12 bulan Rabiul Awwal merupakan tanggal kelahirannya semulia mulianya manusia, yang namanya selalu disertakan penyebutannya pada saat disebut nama Allah dalam lantunan adzan.
Karena saking mulianya, setiap untaian doa seperih apapun nasib yang berdoa, sesulit apapun keadaan orang yang berdoa, sesusah apapun keadaannya, bila tanpa disertakan shalawatan kepadanya, niscaya doa itu tiada diterima oleh Allah.
Karena kemuliaan beliau, khutbah Jum’at, khutbah shalat idul Fitri dan idul Adha, dan khutbah lainnya dinilai tidak sah bila tidak menyertakan di dalam khutbah itu kalimat shalawatan kepada beliau. Saking mulianya beliau, setiap shalat seseorang bila di dalam tasyahudnya tidak terdapat bacaan shalawat kepada baginda nabi maka batallah shalat nya.
Karena saking mulianya beliau, Walaupun disebutkan sebagai ” Khatamul Ambiya wal Mursalin” akan tetapi hak memasuki istana syurga beliaulah seorang pembuka perdana, nabi nabi lainnya menyusul kemudian. Dan hanya beliaulah yang diberikan kewenangan melebihi nabi nabi lainnya untuk memberikan “Syafa’at Al udzmaa” yang kelak saat nya sangat dinantikan oleh semua umat manusia.
Karena kemuliaan beliau, nasib umat manusia sangat beruntung bila dibandingkan dengan umat manusia pada zaman nabi nabi dahulu. Umat di zaman nabi dulu, setiap kali perilaku durhakanya diperlihatkan konsekuensinya adzab dan siksa segera didatangkan. Sedangkan bagi umat manusia pasca kenabiannya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bencana dan adzab tidak se dahsyat umat dahulu.
Di musim Pandemi Covid 19, disana sini umat sedang dihadapkan pada sikap kebimbangan. Sebelum Pandemi peringatan hari kelahirannya nabi marak diperingati oleh semua kalangan dari mulai tingkat RT sampai ke lingkungan istana negara. Di musim Pandemi sekarang umat dihadapkan pada keraguan. Sehingga masjid dan mushalla mushalla mulai kehilangan “Energi Cinta” nya kepada kepada nabi yang mengajarkan nilai-nilai dan arti cinta.
Peringkatan tanggal 12 rabiul awwal dan pagelaran nya merupakan simbol dan media saja untuk menyampaikan, menyalurkan, menyuarakan “getaran cinta” kita kepada nabi tercinta, dan ekspresi suara memuji muji nabi dengan suara sound sistem yang menggelegar sampai hilangnya rasa malu kita karena sedang hanyut dalam suasana jatuh cinta kepada nabi. Kalau pun harus berpisah dan dipisahkan oleh sesuatu yang tidak dapat dihindari, maka mendekat lah dengan bershalawat sebanyak banyaknya, sebagaimana sabda beliau, umat yang paling dekat dengan ku, merekalah yang paling banyak bershalawat kepada ku, itulah penjualan pak ustadz Dzul Birri di majlis ta’lim malam Jum’at Kliwonannya.
Wallaahu a’lamu bish shawaab wa ilahil musta’aan
Sabiluna, Rabu 28 Oktober 2020, pukul 05.44
 
		 
			


