SERANG -Dalam rangka meningkatkan sinergi dan mencegah penularan HIV/AIDS di lingkungan keluarga, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banten melakukan kunjungan ke Majelis Ulama Indonesia Banten, Jumat (16/10).
Menurut Sekretaris KPA Banten dr.Santoso Edi Budiono, Sp.KK, kunjungan tersebut salah satu upaya KPA Banten untuk meningkatkan koordinasi dan advokasi bersama dengan MUI Banten. Hal tersebut sesuai dengan arahan Gubernur, Wakil Gubernur Banten dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, untuk meningkatkan koordinasi dalam melakukan upaya menekan kasus HIV/AIDS di Banten.

Dalam pertemuan tersebut, kata dr.Santoso Edi Budiono, Sp.KK, KPA Banten mengusulkan kepada MUI Banten untuk menyesuaikan Fatwa MUI Nomor 15 dan 18 yang merupakan hasil kesepakatan di Bandung pada tahun 2005 tentang HIV/AIDS agar disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini.
“Fenomena yang saat ini terjadi adalah, banyaknya ibu rumah tangga dan laki suka laki (LSL) yang mengidap virus HIV/AIDS. Salah satu upaya mencegahan hal tersebut melalui pendekatan keluarga,” kata dr. Santoso Edi Budiono, Sp.KK usai melakukan kunjungan.
Ia menjelaskan, MUI Banten bersama dengan KPA Banten bisa melakukan upaya bersama untuk pelaksanaan program pencegahan melalui peran keluarga dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini.
Tidak hanya itu, lanjut Santoso, melalui pendekatan keluarga tersebut, bisa menangkap dampak negatif dari kemajuan informasi dan teknologi, perubahan gaya hidup atau pergaulan yang hedonistic.
“Kecanggihan teknologi dan informasi saat ini, memiliki dampak postif dan negatif. Salah satu dampak negatif adalah mudahnya mengakses aksi pornografi. Akibatnya banyak kasus pelecehan seksual yang ditangani pihak kepolisian,” ujarnya.
Tidak hanya itu, masih kata Santoso, adanya kasus calon pengantin yang tidak mau menerima akses pengobatan dan terbuka dengan pasangannya terkait status penyakit yang dideritanya. Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
Hal tersebut terjadi salah satunya disebabkan kurangnya rolemodel yang baik dalam pendidikan anak untuk menyongsong bonus demografi 2030 dan generasi emas Indonesia tahun 2045.
“Berdasarkan hasil pertemuan KPA Banten dengan MUI Banten, dalam wkatu dekat MUI Banten akan mengadakan pertemuan dengan jajaran MUI, dan akan meminta KPA Banten untuk memaparkan fenomena yang terjadi ditengah masyarakat terkait dengan HIV AIDS
di Banten,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, MUI Banten juga rencananya akan mengalokasikan anggaran dari dana umat untuk mendukung perekonomian orang dengan HIA/AIDS, dan membuat pelatihan terkait dengan pemulasaran jenazah yang harus menggunakan alat perlindungan diri untuk menghindari dari berbagai dampak negatif terpapar berbagai penyakit, masalah stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/Aids yang makin menjauh menjauh dari layanan kesehatan sehingga kondisinya semakin buruk. (satibi/EDT)



