Kota Serang – Al-ulama waratsatul anbiya yang berarti ulama adalah pewaris para Nabi. Dalam mengambil suatu keputusan ulama itu selalu berdasarkan kepada Al-Qur’an dan sunah.
Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Banten, A. Dimyati Natakusumah, ketika menghadiri acara Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) V MUI Provinai Banten, di Kampus Universitas Serang Raya (Unsera), pada Rabu (10/12/2015).
“Bagi saya, ulama itu sebagai penyejuk hati. Karena itu, saya lebih menghormati para ulama ketimbang pejabat. Sehingga saya hadir dalam acara Mukerda V MUI Banten ini,” ujarnya.
Menurut Dimyati, peran ulama itu sangat penting terutama dalam memberikan fatwa yang menyikapi berbagai isu sosial di tengah-tengah maayarakat. “Bahkan,
Provinsi Banten ini lahir karena peran ulama. Ke depan, tugas ulama itu harus mengembalikan masa kejayaan Banten,” terang Dimyati.
Dimyati menekankan pentingnya para ulama dalam menyatukan umat. Karena itu, ulama harus mempunyai sense of crisis dalam mengambil suatu kebijakan.
Rektor Unsera, Dr. H. Abdul Malik, M.Si, dalam sambutannya, menyatakan, pihaknya menyampaikan selamat datang di Kampus Unsera sebagai tuan rumah Mukerda V MUI Banten. Ulama itu sebagai pewaris ilmu dan hikmah di tengah-tengah perkembangan teknologi.
Abdul Malik menjelaskan, saat ini Unsera dikelola oleh KH. Mulya Rachmatoellah, yang juga pengurus MUI Banten. “Bagi saya, ulama itu sebagai perekat sosial dan mediator serta yang dapat meredam potensi konflik sosial. Ulama bukan hanya mengurusi persoalan akidah saja. Akan tetapi juga berperam sebagai mitra dalam pembangunan,” terangnya.
Unsera, imbuh Abdul Malik, membuka ruang sinergi dengan MUI Banten, terutama dalam bidang riset dan kajian ilmiah, pengabdian kepada masyarakat, penguatan literasi digital serta program lainnya
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Banten, Prof. Dr. KH. E. Syubli Syarjaya LML, MM, dalam sambutannya, mengatakan, Mukerda V MUI Banten ini harus kita evaluasi kembali program kerja tahun yang lalu. Program apa saja yang harus dilanjutkan untuk tahun 2026 mendatang
KH. Syibli menambahkan, MUI mempunyai dua peran yang sangat strategis baik itu dalam beragama, berbangsa maupun bernegara yakni sebagai shodiqul hukumah (mitra pemerintah) dan khodimul ummah (pelayan umat).
Sebagai shodiqul hukumah, katanya, pihaknya menilai sudah cukup baik. Selama ini hubungan MUI dan Pemerintah Provinsi Banten berjalan dengan harmoni, serasi dan saling mengisi. Sedangkan sebagai khodimul ummah (pelayan umat), harus terus meningkatkan kinerjanya dan bersinergi dengan Pondok Pesantren, Ormas Islam serta mazyarakat. “Jika masyarakat terlayani dengan baik, maka Banten yang maju, adil, sejahtera dan tidak korupsi bakal terwujud,” tegasnya
Sementara itu, Ketua Umum MUI Provinsi Banten, Dr. KH. A. Bazari Syam, M.Pdi, menuturkan, mudah-mudahan Kampus Unsera akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Program kerja MUI Banten tidak sebanding lurus dengan anggaran. Karena anggaran hibah dari Pemerintah Provinsi Banten terbilang sangat minim. Sehingga program kerja MUI Banten mengalami kendala.
KH. Bazari menambahkan, dalam menanggapi persoalan ini benar kita belum maksimal. Akan tetapi, kita harus tetap merasa optimis untuk membuat program kerja yang lebih baik lagi. Karena ada suatu kebanggaan MUI Banten berhasil mendapatkan sertifikat ISO 1900 : 2015. “Untuk tahun 2026 mendatang, kami berharap ada 5 MUI kabupaten/kota yang bisa mengikuti jejak MUI Banten,” bebernya.
Ketua Organizing Commmite (OC) Mukerda V MUI Banten, Dr. H. Deni Rusli, M Si, menguraikan, Mukerda V MUI Provinsi Banten ini dengan mengusung tema “Memperkokoh Peran Ulama Dalam Menuju Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera”.
“Tujuan digelarnya Mukerda V MUI Banten adalah untuk mengevaluasi dan merumuskan program kerja yang sinergis serta merealisasikan program kerja dalam era globalisasi,” pungkas Deni. (Hrz/Infokom).



