Sabtu, November 2, 2024
Beranda blog Halaman 43

MUI Banten Gelar Raker

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten menggelar rapat kerja daerah (rakerda) pada Sabtu (6/12) di Hotel Allisa, Anyar, Kabupaten Serang. Acara yang akan dibuka oleh Gubenur Banten H. Wahidin Halim ini diikuti 150 kiai perwakilan MUI kabupaten/kota, serta utusan ormas Islam. 

“Insya Allah kegiatan ini dibuka Pak Gubernur. Selain itu, akan nada sambutan selamat datang dari Bupati Serang,” kata Ketua Umum MUI Banten KH M Romly, Jumat (6/12). Dia menucapkan terimakasih kepada Pemprov Banten dan Pemkab Serang yang telah memfasilitasi terselenggaranya kegiatan tersebut. 

Kegiatan rakerda, lanjut dia, antara lain menyusun program kerja, rekomendasi, dan keputusan fatwa. Para peserta raker juga akan mendapat pembekalan, termasuk dari MUI Pusat. Di sela-sela raker akan diselenggarakan pelantikan dan pengukuhan Pengurus Komisi Dakwah Khusus.

Ketua Panitia Rakerda Prof Sholeh Hidayat mengatakan, Raker MUI 2019 memiliki peran strategis sebab tantagan MUI semakin berat. “Lebih-lebih jika dikaitkan dengan era digital dewasa ini, peran MUI semakin berat,” ungkapnya.

Ketua MUI Banten Berikan Pernyataan Atas Kejadian Penganiayaan Menkopolhukam di Menes

Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Banten (MUI Banten) sekaligus ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB Banten) A.M Romly menyayangkan kejadian penganiayaan terhadap Pejabat Negara Menkopolhukam Jendral (Purn) Wiranto yang terjadi di Menes Kabupaten Pandeglang, Kamis, (10/10/2019).

Ketua MUI Banten sangat menyesalkan dan mengutuk upaya tindakan penganiayaan karena tidak sesuai dengan semua ajaran agamanya serta kejadian tersebut mencoreng kehormatan masyarakat Banten.

“Dengan terjadinya tindakan penganiayaan terhadap pejabat negara, Menko Polhukam Jenderal Wiranto di Menes Kabupaten Pandeglang, Ketua Umun MUI Provinsi Banten/Ketua FKUB Provinsi Banten menyampaikan pernyataan bahwa Sangat menyesalkan kejadian tersebut dan mengutuk pelaku tindakan penusukan karena sudah melawan nilai-nilai luhur yang diajarkan semua agama dan telah mencoreng kehormatan masyarakat Banten,” ujarnya.

Ketua MUI Banten berharap agar pemerintah segera mengusut kejadian tersebut dan dapat ditindak dengan tegas

“Kami mendesak kepada Pemerintah agar mengusut kejadian tersebut secara tuntas dan jika terkait dengan jaringan teroris agar dibongkar dan ditindak dengan tegas tanpa keraguan,” ucap Romly.

Ketua MUI Banten juga menyerukan kepada Masyarakat Banten agar tetap tenang, dan menyerahkan penanganan tersebut kepada pihak berwajib.

“Menyerukan kepada masyarakat Banten agar tetap tenang, tidak saling curiga, terus memelihara jalinan silaturahmi dan menyerahkan penanganan peristiwa tersebut kepada yang berwajib,” ujarnya.

Ketua MUI Banten juga menyampaikan rasa prihatin kepada Menkopolhukam dan Kapolsek Menes yang telah menjadi korban, dan mendoakan agar korban penusukan segera pulih kembali.

“Kami juga Menyampaikan rasa prihatin yang mendalam kepada Bapak Jenderal Wiranto dan Bapak Kapolsek Menes yang mengalami luka, semoga Allah segera memulihkan kesehatan Bapak berdua seperti sediakala,” pungkasnya.

MUI Provinsi Banten Imbau Masyarakat Tingkatkan Toleransi di Bulan Ramadhan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten mengimbau seluruh masyarakat dan stakeholder di Banten untuk meningkatkan kualitas ibadah dan toleransi di bulan suci Ramadhan.

Hal itu di sampaikan Zakaria Syafe’i selaku Sekretaris MUI Provinsi Banten saat ditemui awak media, Jumat (2/5/2019).

Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan himbauan kepada seluruh Kabupaten, Kota dan Kecamatan di Provinsi Banten agar fokus beribadah dalam satu bulan Ramadhan dengan membuat forum-forum kajian.

“Hal itu kami lakukan agar masyarakat lebih meningkatkan ibadahnya, sehingga hikmah ibadah puasa Ramadhan dirasakan betul dan tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, “katanya.

Lebih lanjut Zakaria mengungkapkan, agar masyarakat saling menghormati dengan tidak memprovokasi masyarakat lainnya dengan kegiatan yang banyak mudharatnya seperti hiburan malam.

“Diharapkan masyarakat jika menemukan hal-hal demikin untuk melaporkan kepada yang berwajib, dengan tidak bergerak sendiri atau main hakim sendiri. Kita laporkan sesuai prosedur yang ada,” terang Zakaria.

Zakaria menuturkan, sejauh ini pihaknya sudah mengimbau dan menginformasikan kepada masyarakat melalui media juga bekerja sama dengan aparat dan pemerintah untuk membangun toleransi dan tidak berbuat yang memicu batalnya puasa masyarakat lain.

“Kami berharap masyarakat menyadari untuk tidak bebas dalam memicu batalnya puasa, seperti membuka warteg atau sejenisnya pada siang hari. Jika benar-benar tidak kuat berpuasa, silakan makan di rumah masing-masing. Mari kita bangun hidup bertoleransi, kami yakin di Banten bisa aman dan terkendali, pungkasnya.